Ada dua aspek penting yang perlu diperhatikan ketika mengidentifikasi
kekurangan teks cerita fabel, yaitu aspek isi dan bahasa. Aspek isi berkaitan
dengan unsur-unsur yang membangun cerita, seperti alur dan perwatakan. Aspek
bahasa berkaitan dengan penggunaan bahasa yang digunakan dalam cerita, seperti
ejaan, dan tanda baca.
Alur cerita berkaitan dengan rangkaian peristiwa demi peristiwa yang
diungkapkan oleh sang pengarang. Meskipun berupa teks cerita fiksi, rangkaian
peristiwa dalam cerita fabel perlu memperhatikan aspek logika. Perhatikan
dengan cermat, apakah penggambaran peristiwa demi peristiwa dalam cerita fabel
ada yang bertentangan dengan logika atau tidak. Perwatakan berkaitan dengan
cara pengarang dalam menggambarkan watak tokoh cerita. Perhatikan dengan
cermat, adakah penggambaran watak yang terlalu berlebiha atau tidak masuk akal.
Dalam menelaah kekurangan teks ceritafabel dari aspek bahasa, kita bisa
menggunakan kaidah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sebagai acuan.
Perhatikan kedua teks cerita "Kelinci Sang Penakluk" berikut sebgai bahan latihan kamu dalam mengidentifikasi kekurangan teks cerita fabel!
1. Struktur Teks Fabel
Teks 1
Struktur Teks | Kalimat |
Orientasi | Di sebuah hutan hiduplah seekor singa yang ganas. Suatu hari sang singa ganas itu membuat peraturan bahwa dia tidak akan berburu binatang hutan. Sebagai gantinya harus ada binatang di sekelilingnya yang suka rela menjadi mangsanya. |
Komplikasi | Pada
hari pertama setelah peraturan itu diberlakukan datanglah seekor
kelinci. Sambil terengah-engah kelinci itu minta maaf kepada sang singa
yang ganas itu. “Maaf sang raja, saya datang terlambat. Ada singa lain yang tadi memburu saya,” kata si kelinci. |
Resolusi | Kemudian,
singa yang ganas itu mengangguk-anggukkan kepala dan langsung menyahut,
“ Mana singa yang mengejarmu? Akan kuhabisi dia sekarang juga.” “Ya sang raja, dia ada di dalam sumur itu.” |
Koda | Akhirnya, binatang-binatang itu menjadi lega. Berkat kecerdikan kelinci Sang singa yang ganas itu masuk ke dalam sumur dan tidak ada lagi pemangsa di hutan itu. |
Teks 2.
Kelinci Sang Penakluk
Disebuah
hutan hiduplah seekor singa ganas,ia sangat disegani dan ditakuti
dihutan,karena keganasannya itu ia dijuluki raja oleh para
binatang-binatang yang hidup di hutan,pekerjaan sang singa setiap
harinya adalah memburu binatang-binatang hutan untuk menjadi
santapannya,binatang-binatang yang lain sangat ketakutan,mereka takut
menjadi mangsa si raja hutan itu,dan suatu hari datanglah seekor
kelinci,ia memberanikan diri menemui si singa kelinci berkata…
‘’maaf raja,bukan maksud saya berlaku tidak sopan kepada raja,tetapi
saya mewakili para binatang-binatang yang lain,saya ingin raja
menghentikan perbuatan rajamemangsa para binatang-binatang dihutan,lebih
baik saya saja yang menjadi mangsa raja esok,tetapi raja harus berjanji
bahwa raja tidak akan memburu binatang-binatang hutan lagi’ucap kelinci
Dan
akhirnya singa menyetujui apa yang dikatakn oleh kelinci,”baiklah jika
itu mau mu,esok akan ku buat peraturan baru di hutan ini’ucap
singa…sambil berjalan pulang kelinci memikirkan suatu hal,ia mempunyai
ide agar si singa itu tidak berkeliaran lagi dihutan.
Dan pada suatu hari sang singa ganas itu membuat peraturan bahwa dia
tidak akan memburu binatang hutan .sebagai gantinya harus ada binatang
yang suka rela menjadi mangsanya.’’dan untuk hari ini si kelinci yang
akan menjadi mangsaku’’ucap singa…
‘’mana kelinci itu?,perut ku sudah lapar,jangan-jangan ia membohongiku’’ucap singa..
‘’maaf sang raja,saya datang terlambat. Ada singa lain yang tadi memburu saya ‘’ katakelinci.
Kemudian,singa
yang ganas itu mengangguk-anggukan kepala dan langsung menyahut ‘’mana
singa yang mengejarmu?akan kuhabisidia sekarang juga’’
‘’ya sang raja,dia ada di dalam sumur itu.’’
Sang raja langsung mengejar singa itu,ia masuk kedalam sumur itu,ia
meminta tolong kepada bintang-binatang yang ada di hutan itu
‘’tolong…tolong… aku tenggelam,berani-beraninya kalian menjebakku’’ucap
si singa..
Akhitnya,binatang-binatang
itu menjadi lega.berkat kecerdikan kelinci sang singa yang ganas itu
masuk kedalam sumur dan tidak ada lagi pemangsa di hutan itu.
Semuanya merayakan keberhasilan kelinci,bagaimana tidak?seekor kelinci yang baik dapat menyingkirkan si singa yang begitu ganas
Setelah mencermati teks 1 dan teks 2 tentunya kamu sudah mengetahui kekurangan yang ada pada teks ke-1. Kekurangan itu ada pada bagian struktur teks resolusi. Seharusnya pada bagian resolusi seperti di bawah ini.
Ya sang raja, dia ada di dalam sumur itu.”
Si Kelinci lalu mengantarkan si Singa menuju sebuah sumur tua di hutan
itu. "Disinilah Singa itu tuanku raja. Tetapi setelah melihat tuanku
datang, mungkin dia takut dan bersembunyi di sumur itu. Cobalah tuanku
lihat barangkali dia di sana", kata si Kelinci.
Si Singapun lalu menjulurkan kepalanya di atas sumur, maka tampaklah
bayangannya di dalam air. Ia menyangka ada Singa lain bersembunyi di
sumur. Si Singa mengaum dengan kerasnya, dari dalam sumur keluar
pantulan auman yang sama kerasnya juga. Ia sangka suara itu adalah suara
Singa yang lain. Si Singa merasa yakin, memang betul ada Singa lain di
dalam sumur. Si Singa lalu meloncat ke dalam sumur menerkam bayangan
itu. Kepala si Singa terbentur dengan dinding sumur dan kemudian iapun
jatuh ke dalam sumur dan tenggelam.
2. Struktur kalimat yang digunakan.
Salah satu ciri teks fabel adalah penceritaan yang pendek dan
menggunakan pilihan kata yang mudah. Pada teks di atas pilihan katanya
kurang tepat, sehingga tidak menjelaskan secara jelas dan terperinci.
Selain itu, penggunaan huruf kapital, kata sandang, kata keterangan
waktu, dan kata penghubung juga masih kurang.
3. Penggunaan kata sandang, penggunaan kata keterangan tempat dan waktu, serta kata penghubung.
- Kaidah penulisan si dan sang terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf kapital. Kata yang mengikuti ditulis dengan huruf kecil jika bukan nama, panggilan, atau julukan. Pada kalimat " Berkat kecerdikan kelinci Sang singa yang ganas itu masuk ke dalam sumur dan tidak ada lagi pemangsa di hutan itu" penulisan sang seharusnya tidak menggunakan huruf kapital.
- Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukan informasi waktu. Pada kalimat "Suatu hari sang singa ganas itu membuat peraturan bahwa dia tidak akan berburu binatang hutan" seharusnya menggunakan kata keterangan waktu pada.
- Kata lalu dan kemudian memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai penghubung antarkalimat. Kata akhirnya biasanya digunakan untuk menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragrap atau dalam teks. Pada kalimat "Sebagai gantinya harus ada binatang di sekelilingnya yang suka rela menjadi mangsanya" seharusnya menggunakan kata penghubung lalu.
4. Keterkaitan antarparagraf yang mewakili struktur teks
Bahasa yang digunakan kurang mudah dipahami, terlalu singkat sehingga
tidak menjelaskan apa yang akan disampaikan. Keterkaitan antar paragraf
pada teks di atas masih kurang terutama antara bagian resolusi dan koda.
5. Sifat dan karakter setiap tokoh
Sifat dan karakter tokoh dalam teks fabel di atas kurang jelas.
Penggambaran perwatakkan biasanya dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
melalui pikiran tokoh, dialog antartokoh, tingkah laku atau tindakan
tokoh, lingkungan sekitar tokoh, dan tanggapan dari tokoh lain.
6. Nilai moral apa yang dapat kamu aplikasikan dalam bersosialisasi
dengan orang tua, teman, guru, dan dengan anggota masyarakat lainnya.
Jangan meremehkan orang lain hanya karena dilihat dari fisiknya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar